Selasa, 02 September 2014

Hal yang membanggakan bersama Sahabat-Ku juga sekolah-Ku

Sungguh hal yang membanggakan saat itu, sekaligus hal yang membahagiakan untukku. Sekali lagi kutulis kisahku masih ketika aku di sekolah. Bersama sahabat-sahabatku di kelas xii KBB, sebuah karya yang merubah pandangan terhadap siswa KBB. Yang dari dulu biasanya hanya bikin kenalakalan tapi sekarang dibalik kenakalan itu ada sebagian dari kami yang mampu membangun presatasi.
Namaku A. Langgeng Adinata Prayogo sekolah di SMKN 1 Glagah Banyuwangi. Aku adalah siswa teknik Jurusan Konstruksi Batu & Beton. Mempelajari ilmu teknik bangunan serta mempraktekanya secara lansung. Di kelasku ada 29 murid diantaranya ada tiga murid perempuan. Di akhir masa belajarku aku ingin membuat suatu kenangan yang bisa mengingatkan warga sekolah kepadaku. Aku pikir kalo mengikuti berbagai ativitas aku bisa eksis dengan cepat. Aku pun mulai mengikuti berbagai lomba di dalam maupun di luar sekolah, tapi paling sering di luar sekolah. Mulai dari Banyuwangi Ethno Carnival, Menulis Cerpen, Lomba D’sign Busana, Lomba Modelling, Lomba Puisi, Lomba Menggabar, dan aktivitas lainya. Dari situlah aku jadi sering diikutin pelatihan ke luar kota oleh guruku bersama kawan-kawan serta dengan cepat aku banyak dikenal di sekolah.
Mungkin aku tidak sepandai teman-temanku saat di kelas bahkan aku cenderung tidak memperhatikan. Tapi kalo masalah berkretifitas aku yang duluan maju dan bahkan mewakili kelasku. Saat itu ada pengumuman di mading informasi tentang kompetisi 3D Wall Magazine bersama Hilo Teen di Surabaya bertema green technology dan aku ingin ikutan tapi harus punya team menurut persyaratanya. Teamnya pun tidak banyak, minimal dua orang dan maksimal 5 orang. Aku pun percaya diri untuk ikutan bersama sahabat baikku Arif Hidayat, karena aku pikir aku mampu menulis berita dan membuat karya tiga dimensi serta Arif yang tekun dan pintar bisa berkolaborasi menjadi team yang solid.
Berawal dari membicarakan konsep mading yang akan kami buat serta isi berita yang akan dimuat dan juga dana yang harus dikeluarkan. Kami memutuskan bahan yang akan kami gunakan yaitu bahan daur ulang dari limbah bangunan dengan konsep tata ruang kota yang hijau dan bersih, masa depan kota Banyuwangi yang eco city dan modern, serta tulisan yang memuat tentang penghijauan, pelestarian binatang langka (endemic jawa) serta konsep tata kota yang ramah lingkungan. Kami sengaja mengangkat tema yang bersangkutan dengan jurusan kami yang berbau konstrusi.
Sebelum mengikuti lomba ke Surabaya, mading-mading para peserta akan di lombakan terlebih dahulu di dalam sekolah lalu mading 3D yang terbaik akan dijadikan perwakilan sekolah dan kota untuk dikirim ke Surabaya begitu informasi dari Bu Lina. Bu Lina adalah guru mata pelajaran IPA yang merangkap sebagai staf kesiswaan serta Pembina Taruna Hijau di sekolahku. Aku berpikir, mengejar target juara jangan hanya di sekolah dan di dalam kota doang, tapi juga harus juara di provinsi. Target itulah yang aku pegang dan terus mematangkan konsep dengan kawanku.
Setelah beberapa hari mencari konsep serta ide-ide dari internet yang akan dituangkan ke bentuk nyata, kami mulai mengumpulkan bahan yang akan digunakan dari bengkel kerja kayu, bengkel kerja batu, tempat pengepul rongsokan, di sekeliling kompleks, tempat sampah, sekitar sekolah dan rumah. Yang paling penting adalah kemasan susu Hilo Teen yang ukuran besar dan kardus-kardus kemasan pasta gigi dan sabun. Dari berbagai tempat kami telusuri hanya terkumpul 3 kemasan hilo teen yang kecil dan 1 kemasan hilo teen yang besar, kayu bekas praktek, dan beberapa bahan dari sisa-sisa aku mengikuti BEC berupa karpet hitam, kain spanboon, glue gun, cat semprot, aksesories, karton dan beberapa bahan dari Arif berupa stick ice cream, paku, dan perkakas milik Ayahnya.
Bermula dari bahan-bahan yang tidak banyak tadi kami mulai membuat rangka atau dasaran mading yang nanti akan dijadikan sebagai tempat meletakan miniature bangunan serta benda-benda pendukung lainya. Kayu-kayu bekas reng dan papan-papan serta triplek bekas karnaval kami pola, terus dipotong dan dipaku membentuk seperti kontur tanah yang miring serta cekungan untuk membuat sungai. Kami membuat kerangka itu hanya berdua saja bermodalkan ketekunan saja serta doa disetiap kami bekerja. Kami membuat mading setelah pulang sekolah sekitar jam setengah dua itupun hanya di hari senin, kamis, dan jum’at kalau di blok teori, kalau di blok praktik kami kerjakan hampir setiap hari.

Kadang aku bunyikan music supaya tidak jenuh dan sesekali kami membicarakan hal-hal yang lucu, sering juga kami berdebat karena beda pendapat tapi bisa diselesaikan dan diambil jalan tengahnya. Kami merangkai sedikit demi sedikit dan terus mencari bahan di lokasi-lokasi tadi untuk meminimkan biaya. Karena biaya hanya diutamakan untuk membeli lem G, lem tembak, karton, cat semprot, ngeprint, dan tumbuhan palsu. Kami kumpulkan uang sedikit dari uang saku kami untuk membiayai proyek ini.
Waktu penilaian di sekolah pun tinggal 2 minggu. Aku dan Arif takut tidak bisa menyelesaikan mading ini, aku lihat kelas yang lain sudah banyak yang hampir selesai sedangkan kami masih berupa kerangka  dan satu gedung. Kerangkanya masih belum ditutup semua dan gedung-gedung yang lain masih belum dibuat.


Kami putuskan untuk menambah personil di team kami. Kami mencari di kelas siapa saja yang mau membantu kami untuk menyelesaikan mading ini sesuai konsep dan tepat waktu. Lalu ikutlah kedua temanku yaitu Bahrul dan Safa’at, walau saat pertama merekan ikut membuat mereka tidak tau apa yang harus mereka lakukan tapi dibawah bimbingan kami mereka mengerti dan kami saling membagi tugas. Aku mengambil tugas membuat gedung-gedung dari karton serta menata kota dan juga membuat isi mading yang aku dapat di internet. Arif bagian membuat konstruksi gedung dan jembatan menggunakan bahan lidi dan stick dibantu Bahrul. Sedangkan Safa’at membantu membuat jalan dari karpet dan bagian keluar untuk membeli bahan. Tambah personil tambah juga uang iuranya, kami sama sekali tidak mebatasi harus berapa uang iuranya, yang penting iklas dan madingya selesai sesuai jadwal.
Di tengah asiknya kami berempat mebuat mading, ada suatu musibah yang kami alami. Bahan-bahan hasil kami mencari di tempat pembuangan sampah, tempat rongsokan berupa kemasan hilo teen hilang dicuri orang. Tak hanya itu saja bahan yang lain pun ikut hilang degan peralatanya. Kami meletakan bahan itu di panggung Aula karena memang di situ tempat kami membuat. Kami pikir karena Aula kalau malam hari dikunci maka aman untuk barang-barang kami taruh disitu. Eh ternyata lain, kami pun bingung mau mencari bahan dari mana lagi sedangkan waktunya hampir habis. Kami sudah mencari bahan-bahan yang hilang itu kemana-mana sampai ke tempat pembuangan sampah belakang sekolah tetap tidak ada. Kami tanya kepada tukang bersih-bersih pun juga tidak ada yang tahu. Sempat takut mading ini tidak selesai dan tidak bisa ikut lomba.
Bayanganku mading ini akan jadi mading yang sangat beda dari kelas yang lain serta ukuranya yang paling besar. Kami membuatnya pun berusaha diperdatail untuk memberikan kesan hidup. Tapi di beberapa sisi masih belum selesai dan masih banyak tempat yang belum dilapisi kemasan hilo. Sedih dan marah karena bahan yang sudah susah payah kami cari hilang begitu saja.
Masih ada kesempatan beberapa hari untuk mengebut mengerjakanya. Ditambahlah lagi team kami menjadi genap 5 orang sesuai dengan batas maksimal persyaratanya. Namun anggota team kami yang baru ini tidak bisa sering hadir karena harus menyelesaikan tugasnya di rumah. Namun dengan baiknya anggota baru ini (Alfin) memberikan iyuran yang lebih sebagai gantinya. Alhamdulillah.. bisa dipakai untuk beli susu meskipun yang ukuran kecil dan juga bahan yang lainya.
Akhirnya mading kami selesai pada malam sebelum penilaianya esok hari. Walaupun kemasan hilonya sangat sedikit sekali dibanding mading team yang lain. Tapi dari segi desain dan isi mading kami lah yang paling bagus menurut aku. :D

Saat penilaian, mading kami yang banyak dilihat dan diambil gambarnya oleh team juri dari Surabaya dan mendapatkan banyak sanjungan. Tapi ada juga yang kasih kritik dan masukan untuk karya kami itu. Hari senin setelah Upacara diumumkan siapa yang menjadi juara dan mewakili sekolah ke Surabaya dan tentu saja kami yang memperoleh nilai terbaik. Sudah aku duga sebelumnya. Dari situ kami berlima mendapat tropi dan uang pembinaan dari sekolah serta bingkisan dari team juri Hilo.
Kami juga dibantu dana untuk memperbaiki mading kami supaya lebih bagus lagi dan dibantu dari kepala progam berupa kemasan susu hilo yang sangat banyak setelah kami cerita kenapa kemasanya hanya sedikit yang ditempel. Ternyata semua guru Teknik Bangunan iyuran untuk membeli susu Hilo Teen dan kemasanya dikasihkan ke kami. Sungguh bahagia dan menambah semangat kami untuk meraih juara di provinsi. Mewakili jurusanku Teknik Bangunan, Sekolahku SMKN 1 Glagah dan Kotaku Banyuwangi.
Aku pun berpikir lagi apa yang harus ditambah dari mading kami ini, setelah dapat masukan dari guru-guru dan teman-teman aku tambah lagi beberapa bangunan seperti tempat pengolahan limbah, tempat sampah di pingir-pinggir jalan, penambahan lampu-lampu dan pohon-pohon. Sesuai dengan konsep mading kami menjadi mading yang sangat bagus dan unik. Tentu saja itu tidak akan bisa terwujud tanpa bantuan keempat teamku dan dari dukungan teman-teman, guru-guru serta kepala sekolah.
Karena pengiriman ke Surabaya masih lama madingnya pun hanya dipamerkan di Aula bersama mading-mading yang lain. Kebetulan di Banyuwangi ada event pekan kreativitas siswa yang diadakan oleh Radar Banyuwangi di Universitas 17 Agustus 1945. Pekan kreativitas siswa diadakan setahun sekali oleh Radar Banyuwangi. Yang dikompetisikan antaranya lomba baca puisi, lomba baca berita, story telling contest, student journalist, dan lomba mading tiga dimensi.  Berhubung hari pengiriman masih lama, madingnya pun diikutkan ke acara tersebut tapi kemasan hilonya harus ditutupi dan sebagian diganti dengan logo Radar Banyuwangi dan Honda.
Sekolahku mengikutkan tiga perwakilan untuk event tersebut yaitu team madingku dengan madingnya, dan team journalist dengan susunan beritanya, dan satu siswa untuk news angker. Dan Alhamdulillah, dapat juara tapi tidak yang membawakan berita. Tapi yang penting sekolahku sudah dapat juara umum #1 di kategori mading 3D dan juara #3 di kategori Student Journalist. Bersukur lagi kami…
Kami mendapatkan tropi dan kali ini tropinya sangat bagus dengan bahan marmer, sertifikat juara, dan gratis kursus di Desy Education. Sangat bangga bisa mewakili sekolahku dan meraih juara. Tapi tidak selesai disini, kami masih harus melepas penutup kemasan hilo dan mengganti logo Radar dan Honda dengan logo Hilo teen lagi.

Sampailah saatnya madingku harus dikirim ke Surabaya tapi sebelumnya sudah kami perkuat lagi lem di sambuan-sambuanganya supaya saat pengiriman nanti tidak rusak. Menunggu hasil di sekolah kami berlima berdo’a supaya diberi kemenangan. Tak hanya kami saja yang berharap manang tapi juga guru-guruku yang sudah mendukung sejak awal.
Kami berharap kerja keras selama ini tidak sia-sia. Kami sudah banyak mengeluarkan tenaga, serta dana. Semingu kemudian, tepatnya hari senin aku sebagi lider di teamku dipanggil di kesiswaan aku ajak Alfin. Pertama yang cerita Bu Cucuk yang mengantarkan mading kami ke Surabaya. Bu Cucuk bilang, “le, mading kamu jatuh dari lantai 3 mall pas dibawa keatas mau dipamerkan” seketika itu aku lemes dan ga bisa jawab apa-apa sedangkan Alfin marah-marah. Pak Da’i yang disebelahku pun ikutan menjelaskan kronologis bagaimana jatuhnya mading kami dari lantai 3 Cito Mall Surabaya.
Perasaanku berkata, sekian hari kami membuat mading itu, sampai ngelembur, cari bahan kemana-mana, susah payah merangkai, kadang sampai ga makan, itu tidak ada artinya sudah.. Cuma sampai disini rasa bangga ini. Ya Tuhan…
Sedih sekali mendengar cerita kedua guru itu, syok rasanya. Karya kami yang begitu susahnya kami buat demi ikut kompetisi gagal ikut gara-gara jatuh. Tapi semua itu hanya bohong untuk memgerjai kami saja. Ternyata mading kami menang sebagai juara #1 se Jawa Timur. Seketika ruang kesiswaan mendadak ramai dengan tawa kegembiraan. Alfin yang tadinya sangat marah berubah sangat bahagia begitu juga denganku yang hampir menangis.
Duh…. Seneng sekali jeri payahku bersama sahabat baikku bisa mengharumkan nama sekolahku, rasa bangga terhadap diri dan sangat puas atas yang dicapai. Tapi ketiga temanku belum tahu kabar gembira itu kami berdua pun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Bu Cucuk. Ketiga temanku bereaksi berbeda-beda ada yang marah dan mehujat ada yang pasang wajah sedih ada juga yang syok. Kena juga mereka kami kerjai dan setelah kami kerjai mereka lompat-lompat kegirangan mendegar kabar baik bahwa madingnya dapat juara. Kami memenangkan uang pembinaan sebesar Rp 10.000.000, piagam penghargaan serta tropi.
Inilah buah dari kerja keras yang diawali dua siswa yang tidak punya modal apa-apa untuk berkarya dibantu ke tiga temanya yang membentuk satu team yang solid.
Inilah yang kupelajari, untuk berbuat sesuatu dimulai dari niat dulu kemudian tindakan disertai doa. Yang mustahil menjadi mungkin bila mau menjadikan yang mungkin itu menjadi nyata. Jangan malu untuk memulai sesuatu dan jangan takut, Tuhan tidak tidur dan tidak menutup pendengaran. Niat baik akan sesalu membuahkan yang baik pula. Dari situ aku belajar tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kalo kita mau mewujudkanya, saling membantu kesesama dan tetap sabar.
Mengingat masa-masa itu yang kami lakukan, banyak hal yang terjadi mulai tawa, canda, konflik, tegang, kekompakan sampai kepanikan yang kami rasakan. Hal itu tidak akan bisa terulang kembali. Tapi aku ingin mengulangnya. Marah-marah ke teman-teman karena tidak sesuai perintahku, hunting bahan sampai kehujanan, ngelembur sampai pagi sampai ketiduran di kelas dan dimarai guru. Mendengarkan music sekencang-kencangnya, yang diputar lagunya DJ BEC sama DJ Olga, aku suka lagu barat dan korea, sebagian temanku suka lagu local banyuwangian. Seru dan menyenangkan bisa berkarya bersamamu teman-temanku, hanya aku yang menunda kuliah, keempat sahabatku melanjutkan ke universitas pilihan mereka masing-masing. Semoga kesolidtan kita tetap terjaga ya kawan.., walau kita jarang atau mungkin tidak ketemu lagi. Kenang dan selalu ingat bahwa kita pernah mengukir prestasi di masa putih abu-abu bersama-sama. Lanjutkan lagi prestasimu di bangku kuliah, bawa nama baik sekolah kita.

*****************************************************************************
 
Sebenarnya banyak di sekolahku siswa yang membanggakan yang ingin aku tulis kisahnya seperti Sulaiman sang pendekar Silat yang juara nasional, Si Cerdas Fitry Handayani, Si alim suaranya merdu  Iqbal, dan yang lain-lain. Yang membawa inpirasi untuk orang disekitarnya.


































3 komentar: