Minggu, 21 September 2014

Banyuwangi Batik Festival (BBF) membuatku kenal dan semakin mencintai batik Banyuwangi

Banyuwangi Batik Festival adalah event baru yang mempromosikan sekaligus meperkenalkan produk asli Banyuwangi seperti makanan, dan kerajinan terutama batik khas Banyuwangi yang diikuti dari seluruh IKM batik Banyuwangi, pengusaha kerajinan, industry fashion, dan pengusaha kuliner di Banyuwangi. Event ini baru kali kedua diselenggarakan yang dikoordinir langsung oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan Kabupaten Banyuwangi tanpa mengunakan EO sama sekali. Walaupun masih baru tapi event ini sudah sangat sukses menyedot perhatian seluruh masyarakat Indonesia serta dunia. Terbukti dari berbagai media di Indonesia yang memperbincangkan serta tamu yang datang dalam acara ini. Banyuwangi Batik  Festival atau disingkat BFF untuk tahun ini mengangkat tema Kangkung setingkes dengan philosophy mengikat tali persaudaraan.
Dalam acara ini sebulan sebelumnya Disperindagtam Banyuwangi menggelar berbagai lomba yang dikhususkan untuk masyarakat Banyuwangi. Adapun lombanya yaitu lomba mendisain motif  batik, lomba mendisain busana batik, dan lomba modeling yang diikuti oleh pelajar dan pengusaha batik di Banyuwangi. Kebetulan aku ikut lomba mendisain busana batiknya.
Semalam tepatnya tanggal 20 September 2014 adalah puncak malam peragaan busana dari designer-designer peserta lomba dan designer professional asal Glenmore yang sukses di Bali tapi aku ga tau namanya siapa. Acara dimulai dengan tari pembukaan jejer gandrung dan dimeriahkan oleh penampilan penyanyi local Banyuwangi dilanjutkan sambutan sang Bupati terfenomenal Abdullah Azwar Anas. Setelah penyambutan, peragaan busana Makot dari Industri Kecil Menegah Batik di Banyuwangi disusul karya dari designer-designer muda Banyuwangi yang diperagakan oleh model-model peserta lomba modeling pun dimulai. Dibuka dengan aksi runway dari model anak-anak dilanjutkan model remaja dan umum. Setelah peragaan busana perserta lomba dilanjutkan peragaan busana dari designer asal Glenmore dan Rumah Batik Nyonda Indo dari Yogyakarta. Tidak ketinggalan juga Pak Bupati beserta Ibu ikut memamerkan busana batiknya dan bercatwalk seperti model. Dan terakhir dimeriahkan beberapa artis nasional yaitu Yuni Sarah dan Ayu Ashari beserta putra putrinya.
Yang peling berkesan pada malam itu adalah pada saat pengumuman para pemenang lomba design busana dan Alhamdulillah aku terpilih sebagai juara 3 design busana pesta pria. Pada kompetisi ini aku sebagai designer pemula yang sangat miskin ilmu dan masih butuh belajar banyak ini mengeluarkan dua outfit saja pada kategori busana pesta laki-laki dan perempuan. Sayangnya yang perempuan tidak dapat juara. Tapi tidak apa-apa karena sudah cukup salah satu karyaku medapat apresiasi.
Bahagia kurasakan bisa naik keatas stage disaksikan orang-orang besar dan media. Semoga ini menjadi awal semangatku di industry fashion yang sangat aku cintai. Terimakasihku kepada seluruh orang yang terlibat membantuku mewujudkan busana rancanganku. Sahabat-sahabat baiku yang setia mengantarku kemana-mana, penjahit yang rela aku suruh-suruh sampai lembur, Tante Erma dan Om Firman “Godho Batik” yang menyediakan kain batik untuku, serta orang tua yang selalu mendukungku dan iklas mendo’akanku. Tidak lupa pula pada model busanaku yang ikut aku repotkan. Aku cinta kalian semua… Seperti philosophy dari batik kangkung setingkes semoga kita selalu dalam tingkesan seduluran hang sengono pedhote.


Pada hari sebelumnya diadakan Fashion Batik on Pedestrin Blambangn



**************************************************************************************

**************************************************************************************

Pada tahun ini BBF digelar kembali dengan mengusung tema Batik Kangkung Setingkes, dalam acara ini disperindagtam BWi mengadakan lomba design motif batik, lomba design busana batik, dan modeling. Aku ingin ikut di lomba design busananya, pengenya sih ikut di lomba design motif batik juga, tapi cukup satu aja yang diikuti supaya lebih focus.
Pada awal Agustus kemarin aku mendaftarkan diri bersama keempat sahabatku Wahid, Gega, Nisrina, dan Iqbal mereka mengikuti lomba modelingnya dan hanya aku yang mengikuti lomba design. Pada tanggal 11 Agustus 2014 audisi peserta lomba modeling dilaksanakan di hall Disperidagtam. Iqbal dan Nisrina yang aku gadang-gadang sebagai model yang akan memperagakan busana rancanganku tidak bisa hadir karena ada halangan. Nisrina di rumahnya ada aqiqahan sedangkan Iqbal ke Jember persiapan kuliah. Sedikit kecewa dan bingung siapa nanti yang akan peragakan bajuku. Akhirnya yang ikut audisi hanya Gega dan Wahid saja. Tapi saat tiba disana ternyata adik kelas ku SMKN 1 Glagah banyak yang ikutan antaranya Rizky Arief putra guru matematikaku, Gusti Pranowo Aji, Andy Wirananta, Olip, Fitry, Hendiki, Merry, dan siapa lagi aku ga tau namanya.



Dari sekian banyaknya yang ikut mewakili sekolah yang lolos hanya satu orang yaitu Rizky. Hanya dia harapan satu-satunya untuk sekolahku yang jadi model. Keesokan harinya kami semua para peserta lomba mengikuti technical meeting dan pengundian model. Saat itu aku mendapatkan model yang bernama Lely dari SMAN 1 Rogojampi https://www.facebook.com/lely.aprilliani dan Dhyke dari SMKN 1 Banyuwangi https://www.facebook.com/dhykerifqiaufar.zulhazmi?fref=ts tapi yang cowok aku tukar dengan Rizky https://www.facebook.com/raoldd.brotherr adik kelasku yang sudah terpilih terlebih dulu oleh IKM Sayu Wiwit dengan maksud sih supaya lebih gampang aja nanti koordinasinya. Kalo adik kelas sendiri kan bisa sering ketemu dan gampang kalo mau ngukur badan.
Setelah itu aku pun memesan batik ke Tante Erma ibunya Risky Esa teman ku satu jurusan, dengan motif yang aku pola terlebih dulu supaya nanti mudah menjahitnya. Sebenernya sih aku ikut lomba ini tidak punya modal sama sekali. Jujur, aku baru keterima kerja di Pelangi Sari Group dan di tempatkan di Istana Gandrung dan malemnya aku ikut mbakku jualan martabak. Yang ada di otakku bagaimana caranya aku bayar semua pesananku dan ongkos jahitnya sedangkan aku belum pegang uang sepeserpun.
Dengan modal nekat aku ingin menggadaikan laptopku ke pegadaian dianter sama Nindha sahabat baiku. Tapi karena laptopku baterainya rusak, pegadaian tidak mau menerima. Tambah bingung deh, tapi bagaimanapun juga aku harus tetap ikut dalam lomba ini dan tidak mengecewakan model yang sudah aku pilih. Sedangkan aku tidak mau minta uang sama Ibu. Aku harus mandiri sekarang seperti janji dan prinsipku.
Sudah satu minggu waktu berlalu, batiku aku cek ke Godho Batik ternyata belum di sket sama sekali aku tanya kenapa belum dikerjakan tante? Karena tante masih bingung dengan pola yang aku kasih. Untuk yang kedua kalinya aku jelaskan lagi ke tante bagaimana polaku itu. Nunggu lagi seminggu kemudian dan batiknya belum selesai lagi karena Godho Batik masih banyak pesanan. Nunggu lagi sampai bulan Agustus habis dan tepatnya awal September aku lupa tanggal berapa batik itu selesai. Tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang sudah aku pola serta warnanya yang tidak tepat seperti yang aku inginkan. Tapi bagaimanapun juga aku harus ambil itu dan aku ga enak sama tante dan om yang sudah aku repotkan.
Akhirnya aku bawa saja dan aku terus terang sama tante kalo aku masih belum bisa bayar batiknya, dengan senyuman tante bilang tidak apa-apa yang penting kamu mau maju aja tante sudah seneng banget, apalagi kamu pake produk dari tante. Huuhh… lega sekaligus tenang aku.. tapi aku bingung dengan batik yang ga sesuai ini. Timbulah ide aku untuk menukar batik baruku dengan batik klasik milik nenekku. Syukur karena nenek mau aku tukar batiknya. Ya, mau gimana lagi orang aku sudah beli bahan yang lain dengan warna putih dan hitam karena tema busanaku hitam putih, sedangkan batiknya warnanya kaya coklat tapi bukan coklat. Jadi ga mecing aja dengan bahan yang lain, daripada aku harus beli lagi.
Lalu aku bawalah bahan busana wanita itu ke tukang jahit langgananku yang ada di Kemiren. Alvian Tailor namanya. Aku serahkan bahan serta design busanaku dan mereka menyanggupinya. Minggu pertama September habis aku cek gaunku dan seperti apa perkembanganya, ternyata belum dikerjakan sama sekali, aku pun nunggu lagi. Disela-sela aku menunggu kuambil batik pesananku yang untuk busana prianya di Godho Batik. Setelah melihat hasilnya aku sedikit ga puas sih, karena ada beberapa bagian yang lupa dikerjakan karena mungkin mereka kewalahan jadi lupa sama kata-kataku. Tapi om Firman bilang kalo ga diambil ga apa-apa ambil yang sudah jadi aja di rumah tinggal pilih. Tanpa basa-basi lagi aku menluncur ke rumanya om Firman yang berjarak kira-kira 200 m dari tempat produksi batik. Disana ada tante Erma dan aku ambil batik yang sudah jadi dengan warna putih kombinasi pink bermotif kangkung setingkes yang sudah dimodifikasi.
Aku bawalah ke tukang jahit tapi bukan yang ada di Kemiren sebelumnya melainkan ke Olehsari karena aku pikir yang di Kemiren sudah banyak pesanan ditambah lagi punyaku malah ga selesai-selesai lagi. Di Olehsari juga hasil jahitnya lebih rapi dan bagus serta cepat pengerjaanya. Aku kasih designnya serta aku jelaskan di beberapa bagian. Sorenya aku ajak Rizky kesana untuk diukur badanya. Kalo pria memang harus pas dengan ukuran badanya serta harus lebih teliti sedangkan wanita bisa menyesuaikan pas fitting nanti.
Sesudah ke tukang jahit Olehsari aku lanjutkan ke Kemiren untuk melihat hasil busanaku. Kecewa besar aku karena gaunku hanya selesai kambenya saja. Aku bingung gaunku ga jadi-jadi sedangkan waktunya sudah tinggal beberapa hari lagi. Aku putuskan untuk aku ambil saja bahan-bahan yang belum diapa-apakan itu serta kamben yang sudah jadi tadi lalu aku pindah ke tukang jahit yang ada di Pancoran Banjarsari.
Aku kerjakan gaun pesta itu dengan waktu yang hanya kurang tiga hari lagi. Aku lembur bersama tukang jahit itu ditemani nenek biar ga sepi. Sehari sebelum pengumpulan Lely sebagai model aku suruh datang untuk mencobanya. Malemnya aku ambil busana priaku di Olehsari dan hasilnya sesuai banget dengan apa yang saya design. Ya,.. puaslah dengan hasilnya yang rapi dan pas ke tubuhnya Rizky.
Malam kamis aku sms bu Ike aku Tanya besok pengumpulanya jam berapa. Bu Ike menjawab pengumpulan busananya diundur sampai hari sambtu tanggal 13 september kemudian hari minggunya penilaian. Alhamdulillah datelinenya dipending jadi aku masih bisa melanjutkan gaunku yang belum jadi. Tapi tukang jahitku sakit setelah aku ajak lembur kemarin, maklumlah sudah sepuh sedangkan mesin jahitnya masih pake mesin jahit kayuh, jadi mungkin kecapean. Aku pun melanjutkan pengerjaan busanaku dengan jahit tangan. Aku pasang payet dan beberapa bagian yang belum selesai.
Karena aku menjahitnya pake tangan jadi pengerjaanya jadi lama dan makan waktu. Keesokan harinya aku ngebut memasang payet untuk gaunnya sampai siang baru rampung. Setelah itu aku kemas rapi dan aku bawa ke disperidagtam BWi bersama Nindha. Sampai di lokasi keadaan disana sudah sepi tanpa seorangpun, hanya tukang kebun yang sedang mencabuti rumput. Aku tanya ke orang itu ternyata sudah selesain pengumpulanya. Aku takut sekali kalo aku ga bisa ikut lomba karena aku telat ngumpulin busananya. Lalu aku sms Bu Ike selaku panitia lomba ternyata masih ada kesempatan besok pagi sebelum jam setengah sembilan pagi.
Pagi itu aku jemput terlebih dulu Nindha lalu aku kembali ke rumah untuk ngambil barang-barangnya. Setibanya di lokasi penilaian aku bertemu dengan digner-designer lain yang hasil karyanya sangat bagus-bagus. Sempat berkecil hati dan takut untuk mengeluarkan busanaku. Setelah tante Erma tiba besera om Firman aku ikutan mengeluarkan busanaku lalu dipakaikan ke mannequin untuk disiapkan di tempat penjurian.
Sempat takut kalo karyaku dikritik sama dewan juri karena jahitanya yang jelek untuk gaunya kalo yang cowok dengan motif yang bukan kangkung setingkes asli. Setelah penjurian selesai aku difoto olah wartawan dengan karyaku. Kemudian aku pun pulang dan melanjutkan mengerjakan gaunku yang belum selesai 100% selama menunggu tanggal 20 datang.
Singkat cerita, hari jum’at tanggal 19 September 2014 para model melakukan gladi bersih di Gesibu yang sudah diberi Catwalk dan dekorasi ala fashion week. Aku yang baru datang terlambat sangat terkejut dengan semua itu karena memang sangat beda sekali dengan tahun kemarin. Melihat model yang sedang GR aku sedikit gugup karena takut besok gaunku ada yang copotlah, ada insiden apalah, pokoknya khawatir aja.
Hari selanjutnya datang, aku mulai prepare semua barang-barangku untuk dibawa ke lokasi. Yang paling banyak sih propertinya si Lely yang memang busana cewek super ribet. Kalo bajunya si Rizky sudah dibawa sejak dua hari lalu dan itu sangat membantu supaya aku tidak wara-wiri kesana kesini ngantarkan perlengkapan. Tepat jam 4 sore kedua modelku mulai makeup di tempatnya masing-masing. Risky yang makeupnya selesai duluan sudah nyampek di lokasi lebih dulu. sedangkan lely yang masih masang sanggul masih berada di kostan temenya. Waktunya sudah hapir dimulai kami masih prepare di kostan. Akhirnya kami ga jadi memesan taxi untuk menuju ke lokasi show melainkan naik motor saja. Apa jadinya kalo naik taxi pasti sudah terjebak macet di pecinan. Kami ngebut karena kami sudah terlambat gara-gara kelamaan persiapanya.
Pada saat di lokasi, kami masih harus prepare lagi di sebelah kamar mandi gedung seni budaya. Kemudian masuk kedalam backstage lalu aku bertemu sama semua artist yang akan perform nantinya. Ada artist local, kurang kaget sih sama artist local karena sudah sering ketemu. Ada model-model dari Yogya yang super keren dan cantik-cantik, ada bule juga. Barulah setelah itu aku ketemu sama modelku yang satunya yaitu Rizky. Dia tampak gagah dengan balutan blazer batik dengan celana dan sepatu putih. Ada yang beda dengan gaya rambutnya yang baru dipotong, lebih cute dengan riasan wajahnya.
Setelah itu aku pun kembali kedepan lalu duduk di VIP bersama para anak pejabat, designer, dan orang-orang penting lainya. Sedikit risih dilihatin orang ketika aku duduk di situ. Aku berpikir apa ada yang kurang dengan penampilanku. Batik Banyuwangi sudah, celana sudah, sepatu sudah, rambut sudah rapi, ditambah lagi aku pake selendang dari tenun asli Blambangan yang klasik dan antik. Atau karena aku telat ya..?? mboh wes lah.. emang aku pikirin, yang penting bisa duduk di depan menyaksikan performance model-model kece.
Dibuka dengan penampilan model anak-anak yang memperagakan busana batik dari semua peserta designer. Kelihatan lucu dan imut-imut seperti pingin nyubit. Dilanjutkan model remaja kata hostnya aku sedikit gugup waktu itu nunggu model bajuku keluar. Kaget karena Lely menjadi yang pertama keluar memakai gaunku. Runway diatas catwalk dia tampak cantik dan anggun, dengan gaun panjang yang tertiup angin. Sungguh cantik wanita Indonesia. Tanganku gemeteran saat itu tapi mata terus tertuju padanya. Kemudian model-model yang lain keluar memakai gaun-gaun pesta hasil rancangan lare-lare osing. Model wanitanya habis, dilanjutkan model prianya kebetulan Rizky tampil yang kedua, aku tunggu dia muncul diantara layar LCD yang sangat besar itu. setelah model pria pertama masuk, munculah Rizky yang super kece dengan blazer batik pink. Cocok sekali dengan warna kulit dan postur tubuhnya yang tegap. Tapi ada yang aneh dimataku, yaitu lipstick nya Rizky yang terlalu nampak merah kektika disorot lampu, harusnya pakai yang warna yang lebih natural saja seperti oranye.
Over all, kedua sahabatku itu perform sangat keren sekali. Disaksikan ribuan pasang mata di tribun undangan, ada juga yang berdiri. Disaksikan oleh Bupati serta artist nasional, Puteri Indonesia dan D’signer tenama, juga media yang merekam lenggak-lenggok mereka. Kebayang kalo aku yang jadi mereka, gimana ya rasanya? Tapi sudah cocok aku di belakang layar, tidak usah lah kedepan, wong aku isinan..
Habis itu lanjut ke pergaan busana yang umum, di dominasi dengan busana kerja wanita. Aku tinggal saja ke backstage untuk menemui mereka. Aku kasih selamat ke mereka karena sudah sukses tapil secara maksimal. Sampai tibalah pengumuman para pemenang lomba, dan namaku dipaggil sebagai juara 3 kategori busana pesta pria. Terkejut sih, gugup juga karena disuruh naik keatas panggung disaksikan orang banyak. Nerima piala berbentuk seperti ujung tombak yang didalamnya ada motif batik kangkung setingkes. Seneng sekali tau… terbesit di pikiranku, yang modalnya ga sebanyak baju wanitanya malah menang, yang modalnya habis banyak, malah ga menang. Tapi ga peduli yang penting dapat juara apapun itu. Dari situ, aku semakin cinta sama dunia fashion, tapi cenderung ke ethnic Indonesia sih. Tapi dikolaborasi sama busana masa kini yang modern dan simple. 

Sedikit deskripsi tentang busana rancanganku yang dipakai sama mereka berdua. Mulai dari yang cowok, sebenarnya d’sign yang cowok ini dadakan ketika aku baru dapat kain itu dari tante Erma 7 hari sebelum penjurian. Jadi aku bingung mau aku apain kain itu, lalu browsinglah aku di internet cari busana pesta yang gaul masa kini. Munculah busana pesta pengantin, jas, blazer korea, dan lain-lain. Dari situ aku dapat ide supaya aku padukan model jas Ir. Soekarno yang banyak pangkatnya dengan blazer korea yang keren. Ditambah aksen kancing yang banyak. Akhirnya hasilnya lumayan bagus dan pas dipakai Risky yang kebetulan warna kulitnya putih jadi cocok sama warnya kainya yang dominan pink dan putih.


Kemudian yang cewek, ribet sih untuk menjelaskan yang cewek ini konsepnya apa, ada yang bilang pesta koktel. Tapi aku ga tau lah apa yang aku buat itu tipe gaun pesta apa yang penting aku d’sign dan hasilnya sesuai d’sign gitu aja. Karena kain yang aku dapat dari tante Erma ga aku pake, jadi aku tuker sama batik klasik milik nenekku ditambah sarung batik punyaku. Kain batik nenekku yang 2 lembar habis semua untuk dijadikan rok, jadi rok sepanjang itu habis dua lembar kain batik. Untuk kamben menggunakan sarungku yang bercorak sembruk cacing ditambah aksen payet warna hitam dan gold. Dikasih juga lengan kain yang hanya sebelah supaya tidak kosong dan memberi kesan ramai. Supaya tidak terkesan gelap karena batiknya yang klasik dominan warna hitam, dipakailah tile putih untuk mengisi bagian dalam rok serta permata di bagian-bagian tertentu agar terlihat bercahaya.


Mboh weslah,,,… poko’e yoiku tah wes hasile….




Ini beberapa foto yang aku dapat dari Mas Ipunx






































Tidak ada komentar:

Posting Komentar