Minggu, 28 September 2014

Rumah Impian Aku (Perpaduan Rumah Adat Osing Tikel Balung dengan Gaya industrial modern)



Setiap orang pasti punya rumah idaman untuk masa depanya nanti. Setiap orang juga pasti punya bayangan mau dibuat seperti apa nanti rumahnya itu. Entah itu dibuat minimalis, perpaduan modern dengan ethnic, gaya eropa, gaya belanda, gaya tradisional nusantara atau apalah ya, terserah masing-masing individu.
Aku punya impian di suatu saat nanti punya rumah pribadi di sebidang tanah warisan mendiang ayahku yang ada di bukit Puthuk Petung di desa Kemiren barat. Tanah itu sekarang sudah didirikan rumah adat Tikel balung yang masih ditinggali sama nenekku yang nantinya akan jadi miliku karena rumah itu sudah diberikan ke mendiang ayahku dan sekarang sudah diatas namakan diriku.
Sejak kecil aku sangat cinta yang namanya rumah adat osing. Karena rumahnya yang unik, beda dari rumah pada umumnya, juga punya nilai sejarah karena usianya yang sudah ratusan tahun dan menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan RI.
Rumah yang sekarang aku tinggali bersama nenekku ini sudah sejak jaman orang tua nenekku loh.. sejak Uyutku yang bernama Uyut Welok. Nama orang jaman dulu yang masih jadul. Berarti sudah tiga generasi ya.. sudah sangat tua kan.? Tapi konstruksinya masih kokoh loh, hanya rab alias genting dan dinding bambunya saja yang sudah diganti beberapa kali. Satu lagi yang unik, rumah adat osing ini tanpa paku loh, hanya dikaitkan satu sama lain dan dikasih ganjalan dari kayu (pantek).
Sedikit menjelaskan arsitektur rumah adat osing yang informasinya aku dapat dari blognya Mas Arif tetanggaku yang kuliah di arsitektur.
Tikel Balung merupakan bentuk dasar rumah Using yang terdiri dan empat rab (bidang) atap. Satu unit Tikel Balung biasa dimiliki setiap keluarga yang menaungi aktifitas penghuni didalamnya. Pembentukan ruang-ruang didalamnya didasarkan pada jumlah orang yang menghuni, dan biasanya jika semakin banyak penghuninya maka pemilik akan menambahkan satu unit Tikel Balung di belakangnya. Sehingga tipe unit Tikel Balung ini menjadi modul utama dan bentuk dasar rumah Using khas Blambangan.
Sedikit mengutip dari http://arsitekkampung.wordpress.com/2014/07/24/arsitektur-kerakyatan-dari-masyarakat-blambangan/. Dari kecil aku sudah mengerti bagian-bagian dari rumah adat ini yang aku dapat dari cerita mendiang kakekku yang pernah ikut melawan pemberontakan PKI di Banyuwangi dulu. Aku sangat kritis menanyakan apa-apa saja bagian rumah dan bagaimana cara membuatnya. Kata kakeku karena orang dulu masih belum punya alat gergaji apalagi gergaji mesin, mereka menggunakan kampak dan parang untuk membuat kerangka rumah mebjadi balok-balok panjang segi empat.
Kembali ke rumah impianku. Aku punya mimpi untuk membangun rumah adat yang semi tradisi yang nyaman dan sesuai kebutuhanku tanpa meninggalkan ketradisionalanya. Kenapa aku pilih yang semi tradisi? Karena kalo yang terlalu ethnic banget itu kurang aku sukai dan rumah yang asli ethnic tidak boleh dirubah arsitekturenya. Sedangkan yang semi bisa dibuat apapun semau kita.





Karena sudah berdiri rumah intinya (Tikel Balung) aku tidak mau merubah posisinya. Hanya saja ditinggikan lagi dan gedheg (dinding bambu) yang bagian bawah diberi tembok bata supaya tidak mudah rusak kena air hujan dan serangan rayap. Yang dirubah besar-besaran hanya yang bagian belakang (Cerocogan / Dapur) yang nantinya akan digali dan dibuat ruangan dibawah tanah yang nantinya akan digunakan sebagai ruang dapur, ruang makan, garasi sepeda motor, dan tempat penampungan air dari PDAM.  


Kenapa harus digali dan dibuat sangat rendah? Karena rumahku diatas bukit jadi air dari PDAM sulit naik, maka dari itu disetarakan dengan jalan raya yang bagian urtara suapa air nantinya bisa ditampung di sumur buatan dan disedot naik keatas dan ditampung di tandon. Nantinya diatas ruang bawah tanah akan diberi beton untuk kamar dan ruang kerja yang nantinya menggunakan rumah Cerocogan yang sebelumnya jadi tidak usah membuat rangka atap lagi. 


Rumahku ini pondasinya tidak menggunakan pondasi cakar ayam seperti rumah tingkat pada umunya kare rumahku dudah berada di tanah berjenis paras yang keras serta beban dari beton yang tidak berat dan juga jauh dari jalan raya. Jadi hanya menggunakan pondasi biasa untuk bangunan yang belakang.
Untuk tata ruang rumahku ini masih menganut rumah jaman dulu yang harus luas karena orang desa masih menjaga tradidi seperti selamatan, pengajian dan pertemuan-pertemuan lainya. Maka untuk rumah bagian depan (Tikel balung) ruang tamunya aku buat luas supaya mudah jika ada acara-acara tertentu. Ada acara pasti ada makan-makan hidangan suguhan dan hidangan pasti membutuhkan dapur untuk memasakanya. Maka dari itu dapur di ruang bawah tanah aku buat dua ruangan yanitu dapur yang untuk sehari-hari dan dapur cadangan yang menyatu dengan garasi sepeda motor yang nantinya jika ada acara garasi itu berubah fungsi menjadi dapur tambahan yang sudah disediakan tungku untuk memasak menggunakan kayu bakar.


Setelah ruang tamu, masuk lagi kedalam, sebelum masuk antara ruang tamu dengan ruangan berikutnya disekat oleh dinding gebyog yang beukirkan ornament berciri khas ukiran osing. Gebyog yang dalam beda yang dengan gebyog yang berada di depan ruang tamu. Gebyog yang didalam ukiranya lebih penuh dan terkesan megah ditambah patung garuda pancasila yang diletakkan diatas pintu gebyog.
Masuk lagi kedalam bertemu dengan tangga yang menuju ruang bawah tanah dan menuju ke ruang keluarga yang berada di lantai dua. 

**************************************************************************************


Ruang bawah tanah (basemen)

Untuk lantai bawah atau basemen ruang makan aku letakan di tengah dengan ruangan yang luas dan menyatu dengan garasi, namun disekat dengan geybog yang bisa digeser nantinya. Ruang makan juga bisa melihat keatas ke lantai dua karena beton sengaja dibuat lubang di tengah. Di sebelah kanan ruang makan ada kamar mandi dan gudang. Di sebelah selata ada kamar pembantu dan dapur bersih. Serta di sebelah timur bagian keselatan ada dapur kotor. Kemudian di sebelah timur bagian utara garasi motor dan dapur cadangan yang terhubung dengan pintu keluar. Di garasi motor ada juga kamar mandi yang dikususkan sebagai tempat mecuci baju. Tempat mencuci baju sengaja ditaruh dibawah dan dekat dengan pintu keluar supaya nanti mudah meu keluar menjemur pakaian.
Untuk penghubung garasi dengan ruang makan tadi menggunakan geyog yang bisa dilipat dan digeser supaya jika nanti ada acara keluarga bisa dibuka dan ruangan bisa tambah luas dan tidak pengap. 






Lantai atas (tingkat) 
Untuk lantai atas sengaja dibuat lubang di tengah supaya bisa melihat aktivitas dibawah, selain itu juga membuat aliran udara dari atas bisa langsung kebawah. Di lantai dua sebelum masuk kamar terlebih dudlu akan melewati ruang keluarga yang tidak luas yang berfunsi sebagai tempat menonton TV .

Di sebelah timur ruang keluarga ada mushollah dan balkon, di sebelah musholla ada kamar tidur utama yang menyatu dengan ruang kerja pribadi. Di sebelah kanan terus menuju keselatan ada kamar tidur anak yang memanjang ketimur bersebelahan dengan ruang kerja.

Selasa, 23 September 2014

Cerita sedikit tentang Model yang aku banggakan.



Saya sangat bangga sekali bisa merancangkan busana untuk dipakai model yang aku dapat untuk di peragakan di acara Banyuwangi Batik Festival 2014. Pertama sih gugup ya berhadapan langsung dengan mereka berdua, secara baru pertama kali aku ikutan event yang benar-benar pyur yang diutamakan adalah fashion. Pernah ikut sih di acara fashion, tapi dikemas dalam bentuk karnaval, so bebas mau merancang busananya kaya apapun juga. Sedangkan ini event sudah seperti ajang untuk designer memamerkan karyanya seperti fashion week yang ada di kota-kota besar Indonesia. Mungkin ini adalah acara fashion pertama yang diadakan di kota berkembang seperti Banyuwangi yang notabena kota kecil dan mungkin di kota atau kabupaten lain masih belum ada. Yang diangkat batik lagi, so ga boleh sembarangan medisain gimana bentuk busananya.
Beruntung model yang aku dapat saat diundi waktu itu aku dapat model yang ramah, cantik dan ganteng. Jadi diajak kerjasama gampang, ga seperti kebanyakan model yang sedikit sombong dan jaga image sama orang lain, tapi tidak untuk modelku yang gokil, ramah, suka senyum, bahkan tidak sungkan untuk memberi masukan untuk busananya. Duh,, sumpah poko’e enak lah entuk arek loro iku…

Okay, mulai dari yang cewek ya good people…
 
Modelku yang cewek ini namanya Lely Dian Aprilliani. Lahir di Banyuwangi pada tanggal 11 April 1998. Tinggal di Dusun  Krajan Desa Parangharjo RT 02 RW 04 Kecamatan Songgon, Kota Banyuwangi. Saat kutulis ini dia masih menjadi siswa di SMA Negeri 1 Rogojampi. Kelas  XI IPS termasuk siswa yang pandai di kelasnya. Cewek cantik ini putri dari pasangan Ibu Susiana dan Pak Burhanudin . 
Lely ini punya paras cantik dan wajah bulat telur dengan rambut hitam panjang yang lurus. Memiliki tinggi badan 160 cm dengan kaki jenjangnya, tapi karena masih dalam proses pertumbuhan jadi bisa bertambah lagi nanti angkanya. Berat badan 43 kg dengan tubuh yang ramping tidak kurus dan tidak gemuk, pas lah untuk badan seorang cewek bagiku. 

Untuk bentuk wajah, sangat proporsional ya menurutku, face nya berbentuk V bulat telur. Dahi yang pas tidak lebar dipadukan dengan pipi yang tirus, serta telinga yang tidak mangklang (coro Osingnge). Bentuk alis yang sempurna dengan mata besar, hidung yang panjang dan mancung, bibir yang tipis dan dagu yang lancip. Perfect lah untuk seorang model remaja.



Lely itu guys, orangnya itu kritis, cerewet tapi supaya hasilnya bagus. Untuk seorang model dia ramah, ga sombong dan ga seribet kebanyakan model yang kotor seikit marah-marah. Kalo ada yang ga sesuai Lely berani dan ga segan untuk bilang dan kasih masukan ke designernya. Kalo dimintai bantuan diapun dengan senang hati mau mbembatu.


Berikut ini adalah ukuran tubuh seorang Lely yang aku ukur sebelum pembuatan busana untuknya. Angka ini didata pada bulan Agustus 2014, jika Lely tetap menjaga pola makan dan mood nya, pasti tidaklah berubah.


Lingkar dada               :
Lingkar pinggul           :
Lingkar pinggang        :
Lebar dada                  :

Dibawah ini adalah foto-foto dari Lely yang aku dapat dari akun facebooknya https://www.facebook.com/lely.aprilliani





• Beralih ke Model cowoknya ya good people…

Modelku yang tampan ini adik kelasku sendiri, dia bernama Rizky Arief Dharmawan. Saat ini dia kelas XII TKR 2 (Otomotif) SMKN 1 Glagah Banyuwangi. Lahir di Banyuwangi tanggal 22 April 1997 putra dari Bapak Suda’i S.Pd M.Pd guru Matematikaku dulu. Tinggal di Lingkungan Brawijaya Jl. Cemara No : 6 (Depan Polres Banyuwangi). Sekarang ini Rizky masih menjabat sebagai ketua Osis. Anaknya cool, pintar, dan bijaksana membuatnya terpilih menjadi ketua osis waktu itu. Dia juga pandai memimpin organisasinya. Ya, sedikit tau tentang dia karena dulu aku sekolah di tempat yang sama.
Rizky punya wajah yang tampan diantara sekian ribu siswa SMK Glagah, wajah khas pria dengan tulang pipi yang menonjol serta rambut hitam rapi yang lurus. Memiliki tinggi badan sekian, dada yang bidang serta perut yang rata. Berat badan sekian dengan tubuh yang tegap ramping tidak kurus dan tidak gemuk, sangat ideal untuk tubuh seorang cowok. Tapi karena masih dalam proses pertumbuhan, masih bisa berubah lagi nanti angkanya.

Untuk seorang cowok, wajahnya sangat proporsional lah menurutku. Dari tulang pipi dan dahi kelihatan maskulinya, bentuk alis serta matanya yang tajam, bentuk hidung yang bagus kecil dan lancip serta bibirnya yang tipis. Ya, over all untuk seorang model kelihatan cowok banget lah.

Berikut ini adalah ukuran tubuh seorang Rizky yang aku ukur sebelum pembuatan busana untuknya. Angka ini didata pada bulan Agustus 2014, kalau Rizky tetap menjaga pola makan dan tetap berolahraga secara teratur, mungkin angkanya tidaklah berubah. 



Lingkar dada               :
Lingkar perut              :
Panjang dada              :
Panjang bahu              :
Lebar dada                  :
Lingkar pinggul           :
Panjang lengan           :
Lingkar lengan atas    :
Lingkar lengan bawah :
 

Dibawah ini adalah foto-foto dari Rizky yang aku dapat dari akun facebooknya https://www.facebook.com/raoldd.brotherr




• Untuk menjadi seorang model tidaklah gampang ya good people, harus punya skill berjalan di catwalk dan photogenic saat di camera. Ga hanya itu, harus punya wajah yang cantik dan tampan ya, body juga harus slim untuk seorang cewek ditunjang dengan kaki yang jenjang serta jalan yang anggun dan mempunyai aura yang memikat. Untuk cowok, badan harus bagus dan proporsional, tidak harus sixpack apalagi eightpack yang pasti saat memakai baju perut tidak menonjol ya, juga saat catwalk harus kelihatan maskulin dan gagah. Beda dengan model androgyny ya.. Androgyny memang harus kelihatan ada anggunya dan ada maskulinya ya. Tapi bukan transgender loh kalo androgyny itu, androgyny itu hanya penampilan dan tuntutan busana yang ia pakai saja, tapi aslinya tetap sebagai kodrat ya good people.
Antara designer dengan model serta dengan crew yang lain harus ada sinkronisasi dan yang solid ya guys, itu memudahkan kita untuk saling koordinasi dan bekerjasama.
Itulah sedikit cerita dariku tentang model ya guys, thanks for waching, bye bye…..